
EMSATUNEWS.CO.ID, BENGKAYANG - Fenomena kerusakan Jembatan jalan pada proyek perbaikan jalan jembatan atau pengaspalan dengan skema anggaran APBD/ APBN mulai muncul. Seperti pengelupasan aspal karena tidak menyatu, hingga aspal mulai berlubang.
Pekerjaan proyek jembatan BBI Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat dengan anggaran 3 Milayar lebih selaku
Kontraktor Pelaksana CV. Panen Cipta Manggala diduga kualitas pekerjaan terutama aspalnya bermasalah ditemukan banyak hancur dan retak-retak mengelupas.
Ketua Lembaga Pemerhati dan Pemantau Proyek Pemerintah RI, Rodian mengatakan, pekerjaan pembangunan jembatan BBI anggarannya secara total sekitar Rp 3 miliar. Bahkan, pengaspalan jembatan diduga tidak sesuai standar SNI dan SOP.
“Ibaratnya beli sepeda motor dari diler, sudah terjamin kualitasnya. Ketika diservis, mungkin sudah digunakan beberapa tahun lamanya. Nah, ada aspal yang baru dikerjakan dan usianya baru satu bulan sudah diservis (diperbaiki, Red),” sesalnya.
Lanjut Rodian, kita meminta kepada pelaksana kontraktor untuk bertanggungjawab atas pekerjaan proyek jembatan tersebut. Jika ada aspal yang rusak diminta untuk diperbaiki khawatir jadi temuan BPK RI.
“Kami di lapangan juga menerima informasi dari masyarakat bahkan dari pekerja sendiri. Bahkan bukan hanya masalah aspal, masih banyak lagi persoalan yang kami terima dari pekerja jembatan itu sendiri," bebernya.
Lebih jauh, Rorian menilai, buruknya kualitas pekerjaan rekanan disinyalir karena berbagai sebab. Pertama, faktor kadar panas aspal ketika dihamparkan dimungkinkan kurang memenuhi panas standar atau spesifikasi. Sehingga kurang menyatu dengan aspal bawah. Kedua, soal lemahnya pengawasan terhadap kinerja rekanan. Sehingga kontrol terhadap kualitas dinilai kecolongan.
"Kinerja rekanan atau kontraktor pelaksana yang hari ini dirasa masih tidak maksimal tersebut, jika dibiarkan berlarut bisa berakibat fatal dan berdampak berkepanjangan. Selain soal pendeknya usia jembatan, pihaknya mengkhawatirkan sewaktu-waktu menjadi temuan BPK RI," cetusnya.
“Proyek perbaikan Jembaan BBI Samapantan Bengkayang ini menelan anggaran sangat besar. Kalau hari ini sudah banyak ditemui kerusakan, ini beresiko jadi temuan BPK RI,” urainya. (**)
Penulis: Welly Harpendi Emsatunews, Perwakilan Wilayah Kalimantan Barat