Scroll ke Atas
Kesehatan

Seberapa Pentingnya Vaksinasi MR

39
×

Seberapa Pentingnya Vaksinasi MR

Sebarkan artikel ini
EMSATUNEWS.CO.ID, BREBES – MR atau measles-rubella adalah vaksin yang diberikan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap serangan virus measles (campak) dan rubella (campak jerman), seperti dapat menimbulkan penyakit komplikasi pada paru dan otak.
Vaksin ini mulai diberikan kepada anak usia dini, yaitu mulai dari bayi berusia 9 bulan (dosis I) 85%, kemudian dilanjutkan 95% untuk anak usia 12-15 tahun untuk membentuk imun sempurna.
Disampaikan Anis A.Md.Keb, bidan Puskesmas Jatibarang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, saat melakukan pelayanan pemberian imunisasi massal kepada anak-anak sekolah dasar di salah satu wilayah pelayanannya, Desa Jatibarang Kidul, bahwa virus campak bisa menyebabkan radang pada paru sehingga menyebabkan kematian.
Tampak pelayanan imunisasi MR di SDN 03 Jatibarang untuk anak-anak kelas 1 dan 5, dengan pendampingan dari Babinsa setempat dari Koramil 02 Jatibarang Kodim 0713 Brebes, Sertu Sugiyanto, Jum’at (9/9/2022).
Karena sifatnya yang sangat menular dan dapat menimbulkan wabah, maka upaya menciptakan herd immunity harus dilakukan sedini mungkin. Jadi untuk mematikan virus ini secara global, maka perlu dilakukan imunisasi massal kepada anak-anak Indonesia, seperti upaya pemerintah saat ini yang sedang gencar-gencarnya melakukan Bulan Imunisasi Anak sekolah (BIAS).
“Virus campak biasanya menyerang anak, namun bila menyerang orang dewasa maka biasanya gejalanya akan jauh lebih berat. Sedangkan virus rubella, menyerang anak maupun dewasa namun sifatnya hanya ringan,” paparnya.
Lanjutnya, virus ini jarang menimbulkan komplikasi, namun jika terjadi komplikasi justru timbul apabila virus menyerang wanita hamil sehingga janin akan mengalami gejala berat.
Penyakit yang disebabkan virus tidak bisa diobati. Jadi apabila virus campak menyerang di trimester pertama kehamilan, maka bisa mengakibatkan keguguran. Kemudian jika menyerang di trimester kedua, maka si ibu akan melahirkan bayi dengan kelainan yang disebut sebagai congenital rubella syndrome yang ditandai dengan ukuran kepala yang kecil, buta, tuli, dan cacat mental.
“Jika calon ibu terserang virus rubella saat hamil, yang bisa dilakukannya adalah memeriksakan kehamilannya ke dokter. Bayi bisa lahir normal jika ditangani di semester pertama, itu pun perlu penanganan yang ekstra,” sambungnya.
Sementara disampaikan Danramil Jatibarang, Kapten Arhanud Suryadi SH, bahwa pendampingan imunisasi dilakukan untuk memotivasi anak-anak yang takut saat akan diinjeksi vaksin, sehingga diharapkan akan memudahkan para tenaga kesehatan (nakes) dari puskesmas tersebut saat melakukan tugasnya. (Aan/Bambang S)

Baca Juga :  Brebes Tidak Ada Stunting Lagi Harus Dibarengi Dengan Perubahan Prilaku Seluruh Elemen